BERITA UTAMA

Dorongan Penyegaran di Golkar Payakumbuh Menguat, Wirman Putra Dinilai Paling Siap Pimpin DPD II

Wirman Putra Datuak Rajo Mantiko Alam Ketua DPRD Payakumbuh (ist) PAYAKUMBUH — Jelang Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Kota Payakumbuh,...
BERITA UTAMA

Sejarah Baru, Payakumbuh di Bawah Wako Zulmaeta Sukses Gelar Indonesia’s Horse Racing Cup II.

Payakumbuh—PAYAKUMBUHPOS, Sejarah baru tercipta di dunia pacu kuda Indonesia. Untuk pertama kalinya, Indonesia's Horse Racing Cup yang selama ini hanya...
BERITA UTAMA

Rezka Oktoberia Meski Tak Lagi di DPR RI, hadirkan 26 Titik Irigasi P3TGAI di Payakumbuh dan Lima Puluh Kota.

LIMA PULUH KOTA — Meski tidak lagi menjabat sebagai anggota DPR RI, kepedulian Rezka Oktoberia terhadap masyarakat tidak pernah pudar....
BERITA UTAMA

Wali Kota Payakumbuh Zulmaeta Resmi Menutup Kejuaraan Tenis Meja 2025.

PAYAKUMBUH — Kejuaraan Tenis Meja Piala Wali Kota Payakumbuh 2025 resmi berakhir, Minggu (10/8), di GOR Nan Ompek, Tanjung Pauh....
BERITA UTAMA

Marta Emmelia Bongkar Dugaan Pemalsuan Saham oleh Suami, Polisi Anggap Urusan Pribadi.

Pekanbaru — Laporan dugaan pemalsuan tanda tangan yang melibatkan nama seorang notaris dan seorang suami, berakhir di meja penyidik dengan...

SMKN 1 Payakumbuh Gelar Sholat Istisqa’ 1.400 Siswa dan Guru Panjatkan Doa di Tengah Kemarau.

Payakumbuh — Di tengah kemarau panjang yang kian terasa menyengat dan mengeringkan harapan banyak pihak, sebuah pemandangan berbeda terjadi di salah satu SMA/SMK di Kota Payakumbuh, Jumat pagi, 18 Juli 2025. Langit yang cerah menjadi saksi ketika sekitar 1.400 siswa dari kelas X, XI, dan XII, bersama 96 guru dan tenaga kependidikan, berdiri dalam kekhusyukan, melaksanakan Sholat Istisqa’, memohon hujan dari Sang Pencipta.

Halaman sekolah yang biasanya menjadi tempat upacara dan kegiatan olahraga, pagi itu berubah menjadi barisan saf yang rapi. Siswa mengenakan busana muslim yang sederhana namun bersih, duduk bersila dengan wajah-wajah penuh harap. Mereka tak sedang mengeluh, tetapi berdoa, menyatu dalam lantunan takbir, berharap rahmat Allah SWT segera turun membasahi bumi.

Ustadz H. Zulkifli, S.Ag, yang memimpin sebagai imam dan khatib, menyampaikan pesan menyentuh dalam khutbahnya. Ia mengajak para siswa dan guru untuk menjadikan kemarau sebagai waktu muhasabah, memperbanyak istighfar, dan mempererat silaturahmi serta kepedulian antar sesama.

“Air adalah rahmat, dan rahmat tidak akan turun kecuali pada hati yang bersih dan penuh harapan. Mari kita kembalikan hati kita kepada Allah, mohonkan ampunan dan turunnya hujan yang membawa keberkahan,” ujar Ustadz Zulkifli dalam khutbahnya yang disambut penuh khidmat oleh seluruh jamaah.

Kepala sekolah, Yunita Rosanti, M.Pd, turut hadir dan menyampaikan bahwa pelaksanaan Sholat Istisqa’ ini bukan hanya respon terhadap kondisi alam, tapi juga bagian dari pendidikan karakter siswa.

“Kami ingin anak-anak belajar bahwa dalam keadaan apa pun, kunci pertolongan adalah kembali kepada Allah. Ini bukan sekadar ritual, tapi pendidikan spiritual yang akan mereka kenang dan bawa dalam hidup mereka ke depan,” tuturnya dengan penuh haru.

Di balik suksesnya pelaksanaan kegiatan ini, peran penting juga dimainkan oleh Wakil Kesiswaan, Ibu Yeri Yulia Sari, S.Sn, yang bertindak sebagai ketua pelaksana. Beliau bersama tim kesiswaan dengan sigap mengatur seluruh jalannya kegiatan, mulai dari persiapan teknis, pengkondisian siswa, hingga pelaksanaan ibadah agar berjalan lancar dan tertib.

Dalam keterangannya, Ibu Yeri menuturkan bahwa kegiatan ini bukan sekadar bentuk kepedulian terhadap situasi kemarau yang sedang melanda, tetapi juga sebagai sarana pembinaan mental dan spiritual bagi siswa.

“Kegiatan ini kami rancang agar siswa memiliki kepekaan terhadap lingkungan dan mengembangkan sikap religius. Kami ingin membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga tangguh secara spiritual. Semoga ini menjadi pengalaman yang membekas bagi mereka,” ujar Ibu Yeri dengan penuh harap.

Kegiatan ini menjadi pelaksanaan Sholat Istisqa’ perdana di tingkat SMA/SMK di Kota Payakumbuh, dan diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk menghidupkan semangat spiritualitas dan kepedulian sosial di tengah situasi iklim yang tidak menentu.

Doa telah dipanjatkan, tangan telah ditengadah. Kini para siswa dan guru hanya bisa menanti dengan penuh harap, semoga langit kembali bersahabat dan bumi kembali subur oleh turunnya hujan yang dinanti.

(FajriHR).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *