BERITA UTAMA

Wali Kota Payakumbuh Zulmaeta Resmi Menutup Kejuaraan Tenis Meja 2025.

PAYAKUMBUH — Kejuaraan Tenis Meja Piala Wali Kota Payakumbuh 2025 resmi berakhir, Minggu (10/8), di GOR Nan Ompek, Tanjung Pauh....
BERITA UTAMA

Marta Emmelia Bongkar Dugaan Pemalsuan Saham oleh Suami, Polisi Anggap Urusan Pribadi.

Pekanbaru — Laporan dugaan pemalsuan tanda tangan yang melibatkan nama seorang notaris dan seorang suami, berakhir di meja penyidik dengan...
BERITA UTAMA

100 Hari Kerja Zuzema Kota Payakumbuh Mulai Berbenah Menuju Perubahan Nyata

Payakumbuh – Pemerintahan pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Payakumbuh, Zuzema yang terdiri dari Dr. dr. Zulmaeta, SpOG, MM,...
BERITA UTAMA

Erlinda Wati Tegaskan Komitmen DPRD Payakumbuh Dalam Perlindungan Tanah Ulayat Di Hadapan Wamen ATR/BPN.

PAYAKUMBUH – Wakil Ketua DPRD Kota Payakumbuh, Erlinda Wati, S.Pd., M.Pd., dalam Kunjungan Wakil Menteri ATR/BPN ke Rumah Dinas Wali...
BERITA UTAMA

Pemko Payakumbuh Dan DPRD Tegaskan Komitmen Antikorupsi Dalam Rakor KPK Wilayah I.

Jakarta–Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar Rapat Koordinasi Pemberantasan Korupsi Wilayah I pada Jumat, 9 Mei 2025, di Lantai 16 Gedung...

Nama-nama Bulan dan Hari Kalender Hijriah, Ada 4 Bulan Haram Menurut Islam

Payakumbuhpos.id -Kalender Islam biasa disebut kalender Hijrah atau Hijriah, karena awal perhitungannya adalah hijrah Nabi Muhammad SAW.

Kalender ini menggunakan perhitungan tahun bulan (lunar year atau qamariyah).

Setiap putaran bulan dikenal dengan munculnya bulan sabit (bahasa Arabnya al-hilal atau ahillāh).

Dalam sebuah kalender, tentu ada nama-nama bulan dan hari. Begitu juga dengan kalender

Hijriah.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari buku ‘Almanak Alam Islami Sumber Rujukan Keluarga Muslim Milenium Baru’ terbitan Pustaka Jaya yang ditulis oleh Rachmat Taufiq Hidayat, H. endang Saiuddin Anshari, Thomas Djamaluddin, dan Nia Kurnia, berikut penjelasannya.

Walaupun orang-orang Arab menggunakan penanggalan bulan untuk kalender mereka, tetapi sebagian nama-nama bulannya mencerminkan pembagian bulan menurut musim-musim kalender matahari.

Nama-nama bulannya itu sebagai berikut:
1. Muharram (bulan suci)
2. Safar (bulan yang hampa)
3. Rabi’ al-Awwal (musim semi pertama)
4. Rabi’ al-Sani (musim semi kedua)
5. Jumad al-Ula (musim dingin pertama)
6. Jumad al-Saniyyah (musim dingin kedua
7. Rajab (bulan yang dipuja)
8. Sya’ban (bulan pembagian)
9. Ramadhan (bulan musim panas)
10. Syawwal (bulan perburuan)
11. Zul-Qa’dah (bulan istirahat)
12. Zul-Hijjah (bulan haji)

 

Bulan-bulan Haram

Dari dua belas bulan di atas, ada empat bulan yang tergolong bulan haram (terlarang untuk berperang).

Hal itu sebagaimana Firman Allah SWT dalam Q.S At-Taubah ayat 36:

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ – ٣٦

Artinya: “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram.

Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa”.

Hal itu kemudian diperjelas oleh Rasulullah SAW dalam salah satu khutbah beliau sebagai berikut:

“Tahun terdiri atas 12 bulan, di antaranya ada empat bulan terlarang, tiga berturut-turut, yaitu: ZulQa’dah, Zul-Hijjah, dan Muharram, dan Rajab yang terletak antara Jumad as-Saniyyah dan Sya ban”.

Rajab sangat dipertegas oleh Rasulullah dari bulan-bulan lainnya, karena sebagian orang Arab mengira Rajab itu bukan bulan larangan.

Bulan larangan yang sangat dikukuhkan orang dewasa itu adalah bulan antara Sya’ban dan Syawwal, yaitu bulan Ramadhan, bulan yang memang amat dimuliakan umat Islam sebagai bulan puasa.

Selain bulan, Kalender Hijriah juga mempunyai tujuh hari dalam sepekan.

Lima hari dalam sepekan dinamakan dengan nomor bilangan, yaitu hari pertama disebut yaum al-Ahad (Ahad dalam bahasa Arab artinya satu), begitu seterusnya, sampai hari kelima.

 

Dalam tradisi Arab, nama Sabtu untuk hari ketujuh, berasal dari kata sab’ah, yang berarti tujuh.

Nama-nama hari itu lengkapnya sebagai berikut:
1. Yaum al-Ahad (Minggu)
2. Yaum al-Isnain (Senin)
3. Yaum as-Salasa’ (Selasa)
4. Yaum al-Arbi’ah atau Arba’ah (Rabu)
5. Yaum al-Khamis (Kamis)
6. Yaum al-Jum’ah (Jumat)
7. Yaum as-Sabt (Sabtu).***

Baru pada hari keenam disebut hari Jumat (hari berkumpul) karena pada hari itu orang berkumpul di masjid untuk melaksanakan salat Jumat.

Kemudian hari ketujuh disebut hari Sabtu, artinya hari istirahat, merujuk pada tradisi Yahudi sebagai hari Sabbath.

 

 

Source : Pikiran Rakyat

 

Editor : Abil Muhari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *