BERITA UTAMA

Selain Tokoh Nasional HDI Sangat Peduli Terhadap Mahasiswa Luak Limopuluah Yang Berada di Pulau Jawa

Bogor--- Herman Darnel Ibrahim (HDI) selain tokoh nasional juga memiliki sebuah kepedulian terhadap para mahasiswa yang berasal.darii lLuak 50 yang...
BERITA UTAMA

Projo Ganjar Laporkan Budi Arie Setiadi ke Ketua Ombudsman Republik Indonesia

JAKARTA - Projo Ganjar yang diketuai oleh Nora Haposan Situmorang S.H.,Melaporkan Budi Arie Setiadi yang merupakan Menteri Komunikasi dan Informatika...
BERITA UTAMA

Hindari Sengketa Tanah Ulayat, Rezka Oktoberia Apresiasi Mentri ATR/BPN

Limapuluh Kota - Rezka Okberia Anggota DPR RI dari Komisi yang juga bermitra dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang /...
BERITA UTAMA

Baru Beberapa Hari Dipimpin Jasman , Pemko Payakumbuh Raih Prestasi TP2DD

Payakumbuh—Upaya digitalisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Payakumbuh kembali menoreh prestasi. Kali ini, Payakumbuh dinobatkan sebagai Tim Percepatan dan Perluasan...
BERITA UTAMA KABAR SUMBAR

Tuo Balai Nagari Koto Nan Ampek Ucapkan Selamat Buat PJ Walikota Payakumbuh Jasman Rizal

Padang--- Hadir saat acara pelantikan Pj Walikota Payakumbuh Jasman Rizal di Auditorium Gubernur Sumbar, Jumat (29/9/2023). Tuo Balai salah seorang...

Puluhan Hektare Sawah di Koto Baru Terancam Gagal Panen

DHARMASRAYA – Puluhan hektare sawah yang ditanami padi di Jorong Sebrang Piruko Timur Nagari Koto Baru Kabupaten Dharmasraya terancam gagal hidup akibat kekeringan yang terjadi satu bulan terakhir. Puncaknya memasuki memasuki musim kemarau tahun ini. Jumlah ini berpotensi akan terus meningkat.

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, sekitar 22 hektar luas sawah yang terancam gagal panen padi karena mengalami kekeringan. Akibat musim kemarau yang terjadi salama ini,Kondisi tersebut terjadi di daerah Rawang Bakung Kecamatan Koto Baru kabupaten Dharmasraya Sumatera Barat.”

Salah seorang petani Samsu (54) yang di temui awak media pada hari selasa (13/08) mengatakan Jika kemarau ini berlanjut hingga September, besar kemungkinan puluhan hektare sawah yang kini sudah mengalami kekeringan itu mengalami puso hingga gagal panen. Apalagi, untuk tanaman yang usia tanamnya masih di bawah 50 hari pada areal-areal sawah tadah hujan,” Ujar Samsu pemilik sawah.

Di tambahkan Samsu (54) pemilik sawah yang mengalami kekringan menyebutkan, sawah yang ditanami padi mulai kekeringan dan sawah mulai retak retak dan akan mengakibatkan gagal penen karena sampai saat ini air irigrasi belum juga masuk ke sawah kami,karena selama ini sawah kami sawah tadah hujan, dan sebagian besar di antaranya jauh dari aliran sungai dan sumber air lainnya.

“Hingga saat ini, saya dan petani lainnya masih terus mengupayakan penyelamatan lahan dengan bantuan pompa air dengan mesin rubin yang disewa dan gilir giring air dari sumber-sumbe air yang ada di sekitarnya,” ujar Samsu
Menjelaskan bahwa saat ini sawah miliknya terancam gagal panen, bahkan untuk menanam saja harus di tanjak terlebih dahulu.

“Saking keringnya sawah, kami harus menanjak sawah menggunakan tugal. Tugal diperlukan untuk melubangi permukaan tanah tempat benih ditanam,” jelasnya.

Biaya sudah habis lebih kurang Rp 6 Juta akan terancam rugi kalu kekeringan ini terus berlanjut. Belum lagi biaya sewa mesin rubin untuk memasukkan air selama ini.

“Saat ini kami menyewa mesin rubin selama tiga hari, biaya sewanya Rp. 50.000 per hari, belum lagi beli benih baru, dan upah nanam,” jelasnya Pamen sebelumnya, sawah Samsu menghasilkan padi sebanyak 45 karung isi 30 gantang / 60 Kg atau 2.7 ton padi dengan biaya tanam RP 4 Jutaan.(eko)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *