BERITA UTAMA

Sejarah Baru, Payakumbuh di Bawah Wako Zulmaeta Sukses Gelar Indonesia’s Horse Racing Cup II.

Payakumbuh—PAYAKUMBUHPOS, Sejarah baru tercipta di dunia pacu kuda Indonesia. Untuk pertama kalinya, Indonesia's Horse Racing Cup yang selama ini hanya...
BERITA UTAMA

Rezka Oktoberia Meski Tak Lagi di DPR RI, hadirkan 26 Titik Irigasi P3TGAI di Payakumbuh dan Lima Puluh Kota.

LIMA PULUH KOTA — Meski tidak lagi menjabat sebagai anggota DPR RI, kepedulian Rezka Oktoberia terhadap masyarakat tidak pernah pudar....
BERITA UTAMA

Wali Kota Payakumbuh Zulmaeta Resmi Menutup Kejuaraan Tenis Meja 2025.

PAYAKUMBUH — Kejuaraan Tenis Meja Piala Wali Kota Payakumbuh 2025 resmi berakhir, Minggu (10/8), di GOR Nan Ompek, Tanjung Pauh....
BERITA UTAMA

Marta Emmelia Bongkar Dugaan Pemalsuan Saham oleh Suami, Polisi Anggap Urusan Pribadi.

Pekanbaru — Laporan dugaan pemalsuan tanda tangan yang melibatkan nama seorang notaris dan seorang suami, berakhir di meja penyidik dengan...
BERITA UTAMA

100 Hari Kerja Zuzema Kota Payakumbuh Mulai Berbenah Menuju Perubahan Nyata

Payakumbuh – Pemerintahan pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Payakumbuh, Zuzema yang terdiri dari Dr. dr. Zulmaeta, SpOG, MM,...

Pjs Wako Bukittinggi Minta Percepatan Penurunan Stunting, Intensifkan Kunjungan Lapangan

Bukittinggi, Payakumbuhpos.id,-– Pjs Wako Bukittinggi, kembali pimpin rapat koordinasi terkait upaya percepatan penurunan angka prevalensi stunting di BCC, Senin, (14/10).

Target Prevalensi stunting yang termaktub dalam RPJMD Bukittinggi, 12,54 tahun 2023 dan 11,64 tahun 2024, 10,84 tahun 2025, dan 1056 tahun 2026. Dinas terkait pun, telah melakukan audit kasus stunting (AKS) yang dilaksanakan setiap tahun.

Dinamika kasus stunting di Bukittinggi terjadi beberapa faktor penyebab, antara lain, pernikahan yang tidak memadai faktor individu seperti kurangnya kesiapan untuk hamil dan menjadi orang tua, perokok pasif, dan faktor kesadaran kesehatan masyarakat. Faktor sosial ekonomi pun menjadi penyebabnya, seperti rumah tidak layak, rumah kontrakan tidak layak huni, penghasilan tidak cukup, gizi keluarga tidak terpenuhi.

Pjs Wali Kota Bukittinggi, H. Hani Syopiar Rustam, mengungkapkan, berdasarkan data AKS 2022-2024, ada persoalan penting yang menyebabkan stunting. Diantaranya, gizi tidak seimbang, kehamilan tidak direncanakan, MP-ASI tidak tepat waktu, imunisasi dasar yang tidak lengkap, rumah tidak layak huni, jarang ke Faskes dan Posyandu.

“Ada beberapa wilayah yang hampir setiap tahun angka prevalensi stuntingnya cukup tinggi. Nah, program yang telah ada perlu difokuskan dan diakselerasi untuk penanganan ini. Sebagai langkah strategisnya, kita fokuskan perhatian pada kelurahan dengan angka stunting tertinggi di Kota Bukittinggi. Kita intensifkan program kunjungan lapangan tim kesehatan untuk berikan pelayanan dari rumah ke rumah atau door to door,” ungkapnya.

Pjs Wako juga minta agar program perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) 2024 segera dirampungkan dan tetap menjadi prioritas daerah di tahun 2025. Program pelayanan imunisasi dasar lengkap juga harus segera dituntaskan dengan cara pemberian imunisasi ke PAUD dan sekolahsekolah.

Selain itu, Pjs Wako memberi arahan mengenai pentingnya perencanaan program sanitasi layak tahun 2024 dan dilanjutkan 2025. Jika belum direncanakan dalam tahun 2024 maka dapat diintegrasikan dengan program RTLH yang telah ada.

“Program-program tersebut sebagai upaya kongkret untuk meningkatkan derajat kesehatan warga dan menurunkan angka stunting sekaligus sebagai upaya penurunan angka kemiskinan ekstrem,” ujarnya.

Rapat lanjutan ini, dihadiri Plt.Sekda, Asisten I, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas P3APPKB, Kepala Dinas Dikbud, Kasat Pol PP Kabag Perekonomian dan Kabag Pemerintahan.

(Mel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *