BERITA UTAMA

Ketua Harian SMSI Provinsi Lampung Fajar Arifin, S.H Dorong Geliat Jurnalistik Kepada Mahasiswa IAIN Kota Metro

Lampung- Ratusan  mahasiswa IAIN Kota Metro gelar workshop jurnalistik. Kegiatan tetsebut belangsung , Sabtu (18/3/23). Dihadapan peserta workshop, fajar mengatakan...
BERITA UTAMA

Dewan Pembina Bakor Paliko, Rezka Oktoberia : Mari Bersama Membangun Nagari Luak 50

JAKARTA - Badan Koordinasi Payakumbuh 50 Kota (Bakor Paliko) Jabodetabek gelar silaturahmi akbar sekaligus lantik pengurus periode 2022-2027, yang dilaksanakan...
BERITA UTAMA

Silaturahmi Akbar & Pelantikan Pengurus Badan Kordinasi Ikatan Keluarga Payakumbuh Limapuluh Kota Se Jabodetabek Berlangsung Sukses

Jakarta -- Silaturahmi Akbar & Pelantikan Pengurus Badan Kordinasi Ikatan Keluarga Payakumbuh- Limapuluh Kota Se Jabodetabek Periode 2022-2027 berlangsung di...
BERITA UTAMA

AHY dan Rezka Sambut Kedatangan Surya Paloh ke DPP Demokrat

JAKARTA - Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem), Surya Paloh, bersilaturahmi ke kantor DPP Partai Demokrat, Rabu (22/2). Kedatangan Surya...
BERITA UTAMA

Polres Payakumbuh Kembali Raih Peringkat 1 Pada Penilaian Kepatuhan Penyelenggaraan Pelayanan Publik Tahun 2022

Payakumbuh,- Ombudsman Republik Indonesia perwakilan Sumatera Barat telah merilis peringkat kepatuhan penyelenggaraan pelayanan publik tahun 2022 di jajaran Polda Sumbar,...

KPK Investigasi Dugaan Korupsi Formula E, Rocky Gerung Sebut ” Sinyal Jokowi “

  • Bagikan

Jakarta , – Pengamat politik, Rocky Gerung menyoroti kemungkinan adanya dugaan pencurian uang rakyat (korupsi) dalam proyek Formula E.

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini tengah melakukan investigasi terkait pembiayaan perhelatan balap mobil listrik kelas dunia itu.

Terdapat sejumlah aspek yang disorot, salah satunya melibatkan pengambilkan kebijakan tertinggi Anies Baswedan selaku Gubernur DKI Jakarta.

Pasalnya berdasarkan aturan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), anggaran APBD tidak boleh digunakan untuk kegiatan yang berorientasi pada bisnis, melainkan harus dibiayai secara business to business.

Menanggapi itu, Rocky Gerung justru keluar dengan kesimpulan berbeda, dan tidak ingin fokus hanya pada masalah pendanaan Formula E.

Rocky Gerung menyinggung soal permainan politik di Indonesia. Menurutnya, terdapat banyak kesimpulan pada hal tersebut.

“Akhirnya analisis politik nggak lagi berbasis kepada kemampuan kita untuk membayangkan masa depan, tapi kita mulai menghitung teknik bahasa tubuh itu,” ujar Rocky Gerung dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Rocky Gerung Official pada Jumat, 29 April 2022.

“Karena orang menganggap, bahwa siapa yang seolah-olah didekati Pak Jokowi, itu sebenarnya sinyal bahwa dia akan ditangkap, kira-kira begitu kan,” sambungnya lagi.

Rocky Gerung beranggapan, Jokowi seolah menjadi sinyal buruk, serta dinilainya menjadi sosok yang memberikan umpan dan menunjukkan siapa yang harus diperiksa berikutnya.

“Ya, Anies Baswedan yang kena hari ini, walaupun proses pembuktiannya apakah anggaran Formula E itu bisa dinyatakan sebagai aktivitas yang legal dibantu APBD atau ada breaking lain,” tutur dia.

“Tapi yang penting kita lihat sekarang itu, balancing-nya langsung terjadi. Dua hari sebelumnya Anies bermesraan dengan Pak Jokowi, sekarang Anies sudah dinyatakan berpotensi menjadi tersangka,” lanjutnya.

Oleh karena itu, Rocky Gerung menilai orang-orang dibuat semakin tidak mengerti dengan cara membaca sinyal.

“Kalau Pak Jokowi diberitahu duluan misalnya, mungkin Pak Jokowi menganggap ‘ngapain lagi bergandeng dengan Anies’,” kata Rocky Gerung.

Di lain sisi, Rocky Gerung mengandaikan skenario lain. Dia memaparkan kemungkinan Jokowi sebenarnya sudah memberikan sinyal.

“Maka dikasih sinyal, seolah-olah ya, itu memang nasibnya (Anies) lah,” tutur Rocky Gerung.

Namun terlepas dari itu, Rocky Gerung juga menyinggung soal pelaksanaan Pemilu yang akan digelar pada tahun 2024.

“Kita juga bisa lihat bahwa ada faksi lain yang ingin mencoba menghalangi Anies. Dan segala macam spekulasi berlangsung, partai yang merasa cemburu dengan elektabilitas Anies mulai memakai kekuasaannya untuk mempengaruhi KPK,” ucapnya.

Dia memaparkan munculnya variabel-variabel yang terlihat ulang, tapi ada hal konkrit yang perlu dicoba untuk dilihat ulang.

“Bahwa ekonomi kita memburuk terus dan legitimasi Presiden memburuk terus. Jadi setiap persoalan politik harus dilihat dalam konteks itu. Apakah pembusukan legitimasi Presiden bisa diatasi dengan sprindik buat Anies? Kan agak kacau itu cara melihatnya kan,” tandasnya.***

 

 

Source : Pikiran Rakyat

 

Editor : Abil Muhari

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.