BERITA UTAMA

Selain Tokoh Nasional HDI Sangat Peduli Terhadap Mahasiswa Luak Limopuluah Yang Berada di Pulau Jawa

Bogor--- Herman Darnel Ibrahim (HDI) selain tokoh nasional juga memiliki sebuah kepedulian terhadap para mahasiswa yang berasal.darii lLuak 50 yang...
BERITA UTAMA

Projo Ganjar Laporkan Budi Arie Setiadi ke Ketua Ombudsman Republik Indonesia

JAKARTA - Projo Ganjar yang diketuai oleh Nora Haposan Situmorang S.H.,Melaporkan Budi Arie Setiadi yang merupakan Menteri Komunikasi dan Informatika...
BERITA UTAMA

Hindari Sengketa Tanah Ulayat, Rezka Oktoberia Apresiasi Mentri ATR/BPN

Limapuluh Kota - Rezka Okberia Anggota DPR RI dari Komisi yang juga bermitra dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang /...
BERITA UTAMA

Baru Beberapa Hari Dipimpin Jasman , Pemko Payakumbuh Raih Prestasi TP2DD

Payakumbuh—Upaya digitalisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Payakumbuh kembali menoreh prestasi. Kali ini, Payakumbuh dinobatkan sebagai Tim Percepatan dan Perluasan...
BERITA UTAMA KABAR SUMBAR

Tuo Balai Nagari Koto Nan Ampek Ucapkan Selamat Buat PJ Walikota Payakumbuh Jasman Rizal

Padang--- Hadir saat acara pelantikan Pj Walikota Payakumbuh Jasman Rizal di Auditorium Gubernur Sumbar, Jumat (29/9/2023). Tuo Balai salah seorang...

Kominfo Temukan, 30 Hoaks dan Disinformasi Terkait Kerusuhan 22 Mei

JAKARTA, Payakumbuhpos.com – Hoaks yang beredar mulai dari polisi asal Tiongkok hingga penembakan demonstran di dalam masjid di daerah Tanah Abang. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menemukan ada 30 hoaks dan informasi yang salah atau disinformasi selama 22-24 Mei 2019. Mayoritas disinformasi dan hoaks terkait kerusuhan 22 Mei di Jakarta.

Penyebaran hoaks seperti ini menjadi salah satu alasan Kominfo memutuskan untuk membatasi akses media sosial. Dari jumlah tersebut, 17 di antaranya merupakan hoaks dan sisanya adalah disinformasi. “Kementerian Kominfo mendorong masyarakat untuk melaporkan konten terkait aksi kerusuhan (22 Mei) di Jakarta melalui aduankonten.id,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo Ferdinandus Setu, kemarin (25/5). Hoaks yang beredar seperti adanya unggahan di Facebook, bahwa pengumuman Komisi Pemilihan Umum (KPU) senyap-senyap. Padahal, KPU sudah membantah pernyataan Calon Presiden (Capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menilai hasil rekapitulasi diumumkan secara senyap.

Lalu, ada pula hoaks berupa unggahan foto di Facebook yang memuat gambar anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) memakai kaus kaki Brimob. Foto tersebut diberi narasi bahwa anggota TNI tersebut adalah pasukan Brimob yang sedang menyamar. Faktanya, laki-laki pada foto tersebut memang anggota Marinir TNI Angkatan Laut (AL). Hoaks lainnya, unggahan video situasi di suatu Masjid di daerah Tanah Abang. Video itu diberi narasi bahwa Polisi menembaki demonstran yang berada di dalam Masjid, saat kerusuhan 22 Mei. Faktanya, suara tembakan yang terdengar di video tersebut berasal dari sekitar Masjid. Ada juga hoaks berupa unggahan video yang memuat tentang ditemukannya selongsong peluru senjata api yang digunakan oleh aparat polisi untuk menembak demonstran. Padahal, Polri sudah menegaskan bahwa anggotanya yang bertugas melakukan pengamanan di depan KPU pada 22 Mei 2019 hanya dibekali tameng dan gas air mata.

Kominfo juga menemukan hoaks yang berisi pernyataan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto, bahwa demonstran menjadi sarana latihan berburu bagi TNI dan Polri. Faktanya,Wiranto tidak pernah menyampaikan pernyataan seperti itu. Selain itu, beredar hoaks berupa foto yang memuat gambar anggota polisi dengan mata sipit yang dituding bukan Warga Negara Indonesia (WNI). Beredar tuduhan bahwa polisi itu dari Tiongkok. Padahal, pemilik akun Facebook bernama Diana leni sudah mengonfirmasi bahwa laki-laki yang ada di foto tersebut adalah kerabatnya. Kominfo juga menemukan adanya disinformasi terkait kerusuhan 22 Mei di Jakarta. Salah satunya, informasi yang salah terkait pernyataan Kapolri Jenderal Tito Karnavian bahwa masyarakat boleh ditembak. Dalam video yang asli, Tito menyampaikan bahwa masyarakat yang dimaksud adalah anggota geng motor yang membawa senjata tajam untuk membunuh.

Ada juga disinformasi yang menyebutkan bahwa kantor Forum Pembela Islam (FPI) Petamburan diserang menggunakan gas air mata, peluru karet, dan peluru asli. Padahal, polisi tidak dibekali peluru tajam dalam pengamanan aksi 22 Mei di Jakarta. Dari 30 temuan hoaks dan disinformasi tersebut, tidak semua terkait kerusuhan 22 Mei di Jakarta. Misalnya, hoaks bahwa proyek One Belt One Road (OBOR) akan dijual ke Tiongkok. Ada juga hoaks bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membentuk tentara Islam dan mengajak TNI untuk masuk.
(sumber Katadata.co.id)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *