BERITA UTAMA

Selain Tokoh Nasional HDI Sangat Peduli Terhadap Mahasiswa Luak Limopuluah Yang Berada di Pulau Jawa

Bogor--- Herman Darnel Ibrahim (HDI) selain tokoh nasional juga memiliki sebuah kepedulian terhadap para mahasiswa yang berasal.darii lLuak 50 yang...
BERITA UTAMA

Projo Ganjar Laporkan Budi Arie Setiadi ke Ketua Ombudsman Republik Indonesia

JAKARTA - Projo Ganjar yang diketuai oleh Nora Haposan Situmorang S.H.,Melaporkan Budi Arie Setiadi yang merupakan Menteri Komunikasi dan Informatika...
BERITA UTAMA

Hindari Sengketa Tanah Ulayat, Rezka Oktoberia Apresiasi Mentri ATR/BPN

Limapuluh Kota - Rezka Okberia Anggota DPR RI dari Komisi yang juga bermitra dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang /...
BERITA UTAMA

Baru Beberapa Hari Dipimpin Jasman , Pemko Payakumbuh Raih Prestasi TP2DD

Payakumbuh—Upaya digitalisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Payakumbuh kembali menoreh prestasi. Kali ini, Payakumbuh dinobatkan sebagai Tim Percepatan dan Perluasan...
BERITA UTAMA KABAR SUMBAR

Tuo Balai Nagari Koto Nan Ampek Ucapkan Selamat Buat PJ Walikota Payakumbuh Jasman Rizal

Padang--- Hadir saat acara pelantikan Pj Walikota Payakumbuh Jasman Rizal di Auditorium Gubernur Sumbar, Jumat (29/9/2023). Tuo Balai salah seorang...

Inovasi Terbaru Riza Falepi, Gagas Penerapan Teknologi Pengawetan Sayuran

Payakumbuh- Berbagai inovasi terus dilakukan Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi Datuak Rajo Ka Ampek Suku dalam memajukan daerah yang dipimpinnya. Kali ini, dia menggagas penerapan teknologi sistem pengawetan pascapanen untuk produk sayuran ataupun holtikultura dengan tujuan membantu para petani.

“Ada satu lagi program inovasi kami dalam menangani persoalan pengelolaan sayuran pascapanen, yaitu dengan menerapkan teknologi sistem pengawetan,” ujar Riza ketika dihubungi Jum’at (17/5).

Menurut Wali Kota yang lebih memberikan perhatian pada bidang ekonomi di periode kedua itu, sistem pengawetan holtikultura merupakan alat pengendali inflasi dimana petani bebas menentukan kapan produk hasil panennya dijual sesuai dengan keinginan petani itu sendiri.

“Misalnya cabe ketika murah kita awetkan atau dinginkan, tapi kalau sudah naik harganya baru dilepas lagi tanpa merusak kondisinya. Bisa tahan untuk 3 minggu dan biasanya harga sudah baik lagi setelah beberapa hari,” tutur Riza.

Alumni ITB itu menjelaskan, sistem pengawetan sayuran ini melalui proses riset yang tepat guna agar bisa mendinginkan sayuran ataupun holtikultura sesuai dengan karakter masing masing produk sehingga tidak merusak produk itu sendiri.

“Perlu teknologi yang mumpuni dan sedikit riset terapan agar maksimal hasilnya. Terutama yang perlu dijaga kondisi pendingin yang optimal agar ketika produk keluar dari pendingin tetap segar dan tidak rusak,” ucap Riza.

Setelah teknologi sistem pengawetan ini diterapkan, tentunya akan menguntungkan petani karena bisa mengendalikan inflasi ataupun fluktuasi harga komoditas pertanian khususnya holtikultura. “Teknologi ini juga bisa dipakai untuk Jeruk Gunuang Omeh misalnya,” kata Riza. ( Benpi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *