BERITA UTAMA

PAC Pasar Minggu Bersama BP2MI Sosialisasikan Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia

Teks foto; Ketua PAC Pasar Minggu, Musta'in (ist) JAKARTA - Pimpinan Anak Cabang (PAC) Pemuda Pancasila Kecamatan Pasar Minggu yang...
BERITA UTAMA KABAR SUMBAR

Sukses Bupati Safaruddin, Beranjak Dari Gerbang Tol Hingga Terowongan

Teks foto: Sukses Bupati Safaruddin, Beranjak Dari Gerbang Tol Hingga Terowongan.     Payakumbuhpos.id |Limapuluh Kota---Kesuksesan bupati Limapuluh Kota Safaruddin...
BERITA UTAMA KABAR SUMBAR

Bekerja Sesuai Tupoksi Semasa Jadi Wabup, Ferizal Ridwan Didesak Maju Calon Bupati

Teks foto: Ferizal Ridwan Calon Bupati Kabupaten Limapuluh Kota periode 2024-2029.     Payakumbuhpos.id | Payakumbuh--Bekerja sesuai tugas pokok dan fungsi...
BERITA UTAMA

Mantan Wabup Ferizal Ridwan Rajin Masuk Kantor, Diyakini Lolos Menuju BA 1 C

Payakumbuhpos.id | Limapuluh Kota--Dinilai banyak pihak, mantan wakil bupati kabupaten Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan semasa dia diamanahkan jadi wakil bupati...
BERITA UTAMA

Bagi-Bagi Takjil Ala Polres Limapuluh Kota Terus Bergulir

Teks foto: Kapolsek Pangkalan AKP Akno Pilindo bersama anggota Polsek Pangkalan bagi-bagi 100 paket takjil kepada para pengemudi jalan raya...

Inovasi Terbaru Riza Falepi, Gagas Penerapan Teknologi Pengawetan Sayuran

Payakumbuh- Berbagai inovasi terus dilakukan Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi Datuak Rajo Ka Ampek Suku dalam memajukan daerah yang dipimpinnya. Kali ini, dia menggagas penerapan teknologi sistem pengawetan pascapanen untuk produk sayuran ataupun holtikultura dengan tujuan membantu para petani.

“Ada satu lagi program inovasi kami dalam menangani persoalan pengelolaan sayuran pascapanen, yaitu dengan menerapkan teknologi sistem pengawetan,” ujar Riza ketika dihubungi Jum’at (17/5).

Menurut Wali Kota yang lebih memberikan perhatian pada bidang ekonomi di periode kedua itu, sistem pengawetan holtikultura merupakan alat pengendali inflasi dimana petani bebas menentukan kapan produk hasil panennya dijual sesuai dengan keinginan petani itu sendiri.

“Misalnya cabe ketika murah kita awetkan atau dinginkan, tapi kalau sudah naik harganya baru dilepas lagi tanpa merusak kondisinya. Bisa tahan untuk 3 minggu dan biasanya harga sudah baik lagi setelah beberapa hari,” tutur Riza.

Alumni ITB itu menjelaskan, sistem pengawetan sayuran ini melalui proses riset yang tepat guna agar bisa mendinginkan sayuran ataupun holtikultura sesuai dengan karakter masing masing produk sehingga tidak merusak produk itu sendiri.

“Perlu teknologi yang mumpuni dan sedikit riset terapan agar maksimal hasilnya. Terutama yang perlu dijaga kondisi pendingin yang optimal agar ketika produk keluar dari pendingin tetap segar dan tidak rusak,” ucap Riza.

Setelah teknologi sistem pengawetan ini diterapkan, tentunya akan menguntungkan petani karena bisa mengendalikan inflasi ataupun fluktuasi harga komoditas pertanian khususnya holtikultura. “Teknologi ini juga bisa dipakai untuk Jeruk Gunuang Omeh misalnya,” kata Riza. ( Benpi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *