Ferizal Ridwan Jengah, Nyanyian Pejabat Kabupaten Limapuluh Kota Ala Barat

Limapuluh kota,- Ada hal yang tidak biasa dengan gelagat dan gestur tubuh Wakil Bupati Limapuluh Kota Ferizal Ridwan Pada pelaksanaan apel gabungan sekaligus perayaan 3 tahun kepemimpinan Irfendi Arbi dan Ferizal Ridwan, yang digelar di Halaman komplek kantor Bupati Limapuluh Kota, Senin, (18/2/19).
Pasalanya, Wakil Bupati yang dikenal dengan gaya bicaranya yang blak blakan itu, mulai dari awal pelaksaan apel cenderung mengelak meski didaulat oleh beberapa pejabat Eselon II untuk bergabung memotong kue dengan Bupati Limapuluh Kota, Irfendi Arbi yang tengah dikerumuni oleh sejumlah kepala OPD dan para pejabat dilingkungan Kabupaten Limapuluh Kota dengan gaya menjilatnya.
Hal itulah yang selama ini membuat Wabup Ferizal Ridwan kian geram, moral pejabat Kabupaten Limapuluh Kota bisanya cuma ABS (asal bapak senang), dengan rapor merah, cendrung bekerja tapi tidak berkinerja yang dibuktikan oleh nilai Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang masih CC dan sangat bertolak belakang dengan penerimaan WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) yang selalu digembar gemborkan pejabat Kabupaten Limapuluh Kota itu.
Terlebih lagi, nuansa surprise yang diberikan para pejabat Kabupaten Limapuluh Kota kepada Bupati Irfendi Arbi pada kesempatan itu, jauh dari kata islami dan tradisi keislaman, bahkan kalau diamati, acara potong kue dan nyanyi nyanyiannya lebih cenderung ala barat.
“Kegiatan surprise ala pejabat Kabupaten Limapuluh Kota ini sama sekali tidak mendidik dan tidak mencerminkan nilai-nilai keislaman dan cenderung berbau ala barat”, papar Wakil Bupati yang akrab disapa dengan Buya itu.
Padahal sebelumnya, tiga hari tiga malam secara berturut turut, Wabup Ferizal Ridwan telah mendorong untuk melaksanakan syukuran dan munasabah pengabdian refleksi, memperingati tiga tahun penyelenggaraan pemerintah dibawah kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Limapuluh Kota, Irfendi Arbi dan Ferizal Ridwan, dengan menggelar zikir, doa, yasinan dan santunan, serta diskusi dan dialog, yang tak kurang telah melibatkan ribuan orang, namun tidak mendapat dukungan dari jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Limapuluh Kota, terutama para pegawainya.
“Beberapa hari sebelumnya, kita telah layangkan undangan, ribuan masyarakat tumpah ruah di Rumah Dinas Wakil Bupati antusias mengadakan pengajian dan zikir berama, begitu juga dengan kegiatan dialog guna memperjuangkan nasib teman teman honorer, tidak mendapat dukungan dari jajaran pemda Kabupaten Limapuluh Kota,” ungkap Ferizal Ridwan. (rel)