Dua Bersaudara Asal Payakumbuh Gegerkan Dunia Siber,Tembus Apple dan NASA.
Payakumbuh, Jumat, 31 Oktober 2025 —Dari sebuah rumah sederhana di kawasan Pasar Ibuh, Payakumbuh, dua bersaudara muda berhasil menembus panggung dunia lewat prestasi gemilang di bidang keamanan siber. Mereka adalah Arik Alfiki dan Aditia Alfiki, putra dari Dedi Hendri, seorang pedagang daging yang akrab disapa Aseng dan juga Ketua Pasar Payakumbuh.
Meski berasal dari keluarga sederhana, kedua anak ini menunjukkan bahwa kerja keras, rasa ingin tahu, dan ketekunan mampu mengantarkan seseorang ke puncak prestasi, bahkan hingga diakui oleh lembaga-lembaga besar dunia.
Sang adik, Aditia Alfiki, baru-baru ini menorehkan pencapaian luar biasa. Namanya tercatat secara resmi di halaman pengakuan peneliti keamanan (security researcher acknowledgment) milik Apple Inc. atas kontribusinya menemukan celah keamanan pada sistem perusahaan teknologi ternama tersebut.
Selain Apple, Aditia juga berhasil menemukan celah serupa di berbagai institusi besar dunia seperti:
NASA.
Harvard University.
UNESCO.
Vidio.com.
Paragon Corp (Wardah).
serta ratusan instansi lainnya.
Pencapaian itu menempatkan namanya sejajar dengan para peneliti keamanan siber internasional yang diakui secara resmi oleh lembaga-lembaga ternama.
Sementara itu, sang kakak Arik Alfiki telah lebih dahulu menorehkan prestasi di dunia digital. Pada tahun 2019, Arik sempat mencuri perhatian publik setelah berhasil menemukan celah pada sistem Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI). Kini, ia dikenal sebagai salah satu talenta muda yang sukses berkarier di industri IT nasional, dengan karya dan sistem yang digunakan oleh sejumlah perusahaan besar di Jakarta.
Dua bersaudara ini tumbuh dari lingkungan sederhana, namun memiliki semangat dan pandangan luas terhadap dunia teknologi. Dari kamar kecil di Payakumbuh, mereka menulis kisah besar tentang perjuangan, dedikasi, dan mimpi yang diwujudkan dengan kerja nyata.
Dalam wawancara singkat, sang ayah Dedi Hendri (Aseng) menyampaikan pesan mendalam kepada kedua anaknya dan generasi muda lainnya:
“Cuma pesan ke anak-anak,” ujarnya dengan nada penuh kebanggaan.
“Jika orang tuamu tidak punya nama besar, maka ukirlah namamu sampai orang akan bertanya… ‘Anak siapakah kamu?
Pesan itu kini menjadi semboyan hidup bagi Arik dan Aditia — dua anak muda yang membuktikan bahwa nama besar bukanlah warisan, melainkan hasil dari perjuangan dan kerja keras yang tak kenal lelah. Dan kami bukan dari keluarga pewaris tapi kami dari keluarga perintis.
Perjalanan Arik dan Aditia Alfiki membuktikan bahwa talenta besar tidak selalu lahir di kota metropolitan. Dari keluarga sederhana di Payakumbuh, keduanya menunjukkan bahwa semangat dan integritas adalah kunci untuk menembus batas prestasi dunia.
(FajriHR).













