BERITA UTAMA

Selain Tokoh Nasional HDI Sangat Peduli Terhadap Mahasiswa Luak Limopuluah Yang Berada di Pulau Jawa

Bogor--- Herman Darnel Ibrahim (HDI) selain tokoh nasional juga memiliki sebuah kepedulian terhadap para mahasiswa yang berasal.darii lLuak 50 yang...
BERITA UTAMA

Projo Ganjar Laporkan Budi Arie Setiadi ke Ketua Ombudsman Republik Indonesia

JAKARTA - Projo Ganjar yang diketuai oleh Nora Haposan Situmorang S.H.,Melaporkan Budi Arie Setiadi yang merupakan Menteri Komunikasi dan Informatika...
BERITA UTAMA

Hindari Sengketa Tanah Ulayat, Rezka Oktoberia Apresiasi Mentri ATR/BPN

Limapuluh Kota - Rezka Okberia Anggota DPR RI dari Komisi yang juga bermitra dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang /...
BERITA UTAMA

Baru Beberapa Hari Dipimpin Jasman , Pemko Payakumbuh Raih Prestasi TP2DD

Payakumbuh—Upaya digitalisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Payakumbuh kembali menoreh prestasi. Kali ini, Payakumbuh dinobatkan sebagai Tim Percepatan dan Perluasan...
BERITA UTAMA KABAR SUMBAR

Tuo Balai Nagari Koto Nan Ampek Ucapkan Selamat Buat PJ Walikota Payakumbuh Jasman Rizal

Padang--- Hadir saat acara pelantikan Pj Walikota Payakumbuh Jasman Rizal di Auditorium Gubernur Sumbar, Jumat (29/9/2023). Tuo Balai salah seorang...
WISATA  

Buwas : Negara Tak Boleh Kalah dengan Mafia Beras

Budi Waseso

BANTUL – Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso angkat bicara soal dugaan adanya sindikat penyimpangan dalam tata niaga beras selama ini. Ia mengatakan hal tersebut sekarang sedang dipetakan melalui Satuan Tugas (Satgas) pangan yang dibentuk Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan.

“Kita sedang petakan semua. Masa sih negara kalah sama mafia? Kan tidak boleh,” kata Budi usai panen padi bersama Menteri BUMN di Bulak Jayan Desa Kebonagung Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu sore, 5 Mei 2018.

Budi Waseso menilai masalah perberasan selama ini adalah masalah mendasar dari seluruh masyarakat Indonesia karena tingkat kebutuhan akan komoditas tersebut sangat tinggi.

“Sehingga beras harus betul-betul bisa dikendalikan oleh negara, ketersediaannya, kestabilan harganya,” katanya.

Oleh karena itu, menurut Budi, tata niaga perberasan khususnya antara petani dengan penjual itu seharusnya sama-sama diuntungkan. Begitu juga dari sisi pembeli, juga tidak rugi dengan harga beras yang tinggi.

“Jadi harus sesuai dengan ketersediaan dari berasnya, harganya, juga terjamin kualitasnya,” kata Budi Waseso.

Ke depan, kata Budi, pihaknya bersama Kementerian Pertanian akan menggiatkan peningkatan kualitas produksi beras untuk menjaga ketahanan pangan masyarakat Indonesia. “Seperti yang hari ini kita lihat adalah beras berkualitas,”

Budi Waseso menjelaskan, dengan meningkatkan kualitas produksi beras di kalangan petani seluruh Tanah Air, maka akan menjadi sumber pemasukan atau ketahanan pangan bagi pemerintah Indonesia dari masalah beras.

“Kalau perlu ke depan kalau kita sudah bangun dengan bibit yang bagus, pertanian yang bagus, dengan hasil yang maksimal, maka Indonesia seharusnya tidak perlu impor.”

Adapun impor beras, menurut Budi Waseso, hanya bisa dilakukan saat situasi paceklik dengan jumlah penduduk yang membutuhkannya cukup besar. “Tapi kan kita bisa lakukan dengan swasembada dengan peningkatan kualitas pertanian khususnya beras,” katanya.

ANTARA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *