BERITA UTAMA

Selain Tokoh Nasional HDI Sangat Peduli Terhadap Mahasiswa Luak Limopuluah Yang Berada di Pulau Jawa

Bogor--- Herman Darnel Ibrahim (HDI) selain tokoh nasional juga memiliki sebuah kepedulian terhadap para mahasiswa yang berasal.darii lLuak 50 yang...
BERITA UTAMA

Projo Ganjar Laporkan Budi Arie Setiadi ke Ketua Ombudsman Republik Indonesia

JAKARTA - Projo Ganjar yang diketuai oleh Nora Haposan Situmorang S.H.,Melaporkan Budi Arie Setiadi yang merupakan Menteri Komunikasi dan Informatika...
BERITA UTAMA

Hindari Sengketa Tanah Ulayat, Rezka Oktoberia Apresiasi Mentri ATR/BPN

Limapuluh Kota - Rezka Okberia Anggota DPR RI dari Komisi yang juga bermitra dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang /...
BERITA UTAMA

Baru Beberapa Hari Dipimpin Jasman , Pemko Payakumbuh Raih Prestasi TP2DD

Payakumbuh—Upaya digitalisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Payakumbuh kembali menoreh prestasi. Kali ini, Payakumbuh dinobatkan sebagai Tim Percepatan dan Perluasan...
BERITA UTAMA KABAR SUMBAR

Tuo Balai Nagari Koto Nan Ampek Ucapkan Selamat Buat PJ Walikota Payakumbuh Jasman Rizal

Padang--- Hadir saat acara pelantikan Pj Walikota Payakumbuh Jasman Rizal di Auditorium Gubernur Sumbar, Jumat (29/9/2023). Tuo Balai salah seorang...

BMKG: 8 Titik Zona Gempa di Sumbar, Mentawai Paling Berbahaya

Ilustrasi lokasi gempa beberapa hari lalu di Mentawai. BMKG

PADANG, payakumbuhpos.com – Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan bahwa terdapat delapan titik zona gempa di Sumatera Barat yang harus mendapat perhatian, terutama zona Mentawai.

“Hasil penelitian tim Puslitbang BMKG berdasarkan analisis distribusi spasial B-Value memperlihatkan ada 8 zona yang perlu mendapat perhatian khusus, salah satunya adalah zona Mentawai,” kata Dwikorita dikutip dari keterangan resmi, Kamis (7/2/2019).

Bahkan hal ini juga diungkapkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemerintah Daerah Sumatera Barat ketika menggelar rapat koordinasi mitigasi penanganan gempa dan tsunami di Padang, Rabu (6/2/2019).

Sebagai tindak lanjut temuan itu, Dwikorita mengungkapkan bahwa BMKG telah menyiapkan langkah-langkah mitigasi baik dari segi observasi, processing, diseminasi serta koordinasi dengan pihak terkait.

BMKG juga menambah unit khusus untuk mengawasi Kepulauan Mentawai yang berlokasi di Padang Panjang. Tim tambahan ini bekerja khusus untuk memantau kegempaan yang dipicu sesar aktif di sana.

Selain menambah UPT, BMKG juga akan segera memasang 50 unit Earthquake Early Warning System (EEWS) atau sistem dini peringatan gempa bumi di Sumatera Barat.

Alat yang bakal dipasang di pesisir Sumatera Barat ini akan memberi peringatan dini bahaya guncangan akibat gempa dengan memanfaatkan selisih waktu tiba antara gelombang primer (P) dan sekunder (S).

“Sistem ini bermanfaat mengurangi dampak kerusakan infrastruktur vital misalnya pembangkit listrik, mesin-mesin pabrik, dan masih banyak lagi, dengan cara mematikan sistem kelistrikan atau sistem mekanik secara otomatis ketika ada peringatan” tambah Dwikorita.

Dalam kesempatan itu Dwikoritas juga menyatakan bahwa 15 Warning Receiver System (WRS) telah terpasang di BPBD Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat serta di TNI AL Lantamal Padang.

Alat tersebut berfungsi sebagai sarana koordinasi dan penyebaran informasi apabila terjadi gempa dan tsunami.

(editor)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *