BERITA UTAMA

Selain Tokoh Nasional HDI Sangat Peduli Terhadap Mahasiswa Luak Limopuluah Yang Berada di Pulau Jawa

Bogor--- Herman Darnel Ibrahim (HDI) selain tokoh nasional juga memiliki sebuah kepedulian terhadap para mahasiswa yang berasal.darii lLuak 50 yang...
BERITA UTAMA

Projo Ganjar Laporkan Budi Arie Setiadi ke Ketua Ombudsman Republik Indonesia

JAKARTA - Projo Ganjar yang diketuai oleh Nora Haposan Situmorang S.H.,Melaporkan Budi Arie Setiadi yang merupakan Menteri Komunikasi dan Informatika...
BERITA UTAMA

Hindari Sengketa Tanah Ulayat, Rezka Oktoberia Apresiasi Mentri ATR/BPN

Limapuluh Kota - Rezka Okberia Anggota DPR RI dari Komisi yang juga bermitra dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang /...
BERITA UTAMA

Baru Beberapa Hari Dipimpin Jasman , Pemko Payakumbuh Raih Prestasi TP2DD

Payakumbuh—Upaya digitalisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Payakumbuh kembali menoreh prestasi. Kali ini, Payakumbuh dinobatkan sebagai Tim Percepatan dan Perluasan...
BERITA UTAMA KABAR SUMBAR

Tuo Balai Nagari Koto Nan Ampek Ucapkan Selamat Buat PJ Walikota Payakumbuh Jasman Rizal

Padang--- Hadir saat acara pelantikan Pj Walikota Payakumbuh Jasman Rizal di Auditorium Gubernur Sumbar, Jumat (29/9/2023). Tuo Balai salah seorang...

Banjir ! Andre Rosiade Sebut Pembalakan, Kapolda : Musibah

Kapolda Sumbar Irjen Polisi Fakhrizal (Ist)

Payakumbuhpos.com – – Menjelang akhir tahun, bencana silih berganti melanda Sumatra Barat (Sumbar). Hanya diguyuri hujan deras, setidaknya empat kabupaten terkena banjir bandang dan longsor, seperti di Agam, Pasaman, Payakumbuh, dan Solok Selatan. Ratusan jiwa, puluhan rumah, dan sejumlah fasilitas umum terdampak.

Terkait terjadinya galodo dan longsor itu, sebagian menyebut akibat adanya pembalakan liar di bagian hulu daerah itu. Salah satunya, banjir bandang dengan material lumbur dan batu yang terjadi di Jorong Galapuang, Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam sekitar dua pekan lalu.

Terkait dugaaan itu, Kapolda Sumbar, Irjen Pol Fakhrizal membantah adanya pembalakan liar tersebut. Menurutnya banjir serta longsor itu murni musibah, dan memastikan galodo yang terjadi akibat intensitas curah hujan yang tinggi, bukan karena adanya kerusakan hutan.

“Bencana kemarin itu, karena curah hujannya tinggi. Sampai saat ini belum ada indikasi pembalakan liar. Apalagi di daerah yang terdampak merupakan zona merah,” kata lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1986 itu, Jumat (29/11) kepada Gatra.com saat ditemui di Padang.

Sementara, anggota DPR RI, Andre Rosiade menduga banjir bandang dan longsor beberapa daerah di Sumbar, terutama di Agam itu akibat karena adanya pembalakan liar. Namun, ia berjanji akan memastikan dan mengecek informasi dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar.

Politisi Partai Gerindra itu menegaskan, jika terbukti adanya pembalakan liar, persoalan tersebut harus segera diselesaikan Polda Sumbar. Namun, apabila Polda Sumbar tidak merespon, ia menyarankan untuk melaporkan ke Bareskrim Polri agar diusut tuntas.

“Akan saya cek ke BKSDA Sumbar. Apa datanya valid dan punya bukti. Kalau terbukti, Polda Sumbar mestinya harus menyelesaikannya,” kata Andre kepada awak media, Minggu (24/11) usai meninjau lokasi bencana di Agam.

Sebelumnya secara terpisah, Kepala BKSD Sumbar, Erly Sukrismanto juga menduga banjir bandang dan longsor di Agam terjadi karena pembalakan liar di Cagar Alam Maninjau. Pasalnya, sebelumnya banjir bandang dan longsor juga pernah terjadi Juli 2019 lalu, dan plang pengumuman di daerah itu dicabut. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *