BERITA UTAMA

Sambut Hari Bhakti Pemasyarakatan Ke-61 Lapas Klas llB Tanjung Pati dan BNN Gelar Razia Kamar Termasuk Tes Urine Warga Binaan

Payakumbuh — Dalam rangka menyambut hari Bhakti Pemasyarakatan ke-61, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tanjung Pati menggelar kegiatan razia blok...
BERITA UTAMA

Bazar Ramadhan Sukses Digelar, Wakil Wali Kota Payakumbuh Hadiri Penutupan

Payakumbuh – Bazar Ramadhan yang berlangsung selama 10 hari di Gedung Serbaguna Unand Cabang Payakumbuh resmi ditutup pada Jumat (21/3)....
BERITA UTAMA

Jamin Kestabilan Harga dan Kebutuhan Sembako Selama Ramadhan, Hendrajoni Tinjau OPM di Balai Kamih Kambang

Ket : Foto Bupati Pessel, Hendrajoni, dengan didampingi Kepala Dinas Pangan dan Perikanan, Firdaus, saat meninjau operasi pasar murah di...
BERITA UTAMA

DPRD Pesisir Selatan Gelar Paripurna Sertijab Bupati dan Wakil Bupati Terpilih

Pesisir Selatan – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pesisir Selatan menggelar Rapat Paripurna Tahun 2024-2025 dalam rangka serah terima...
BERITA UTAMA

David Al Ghifari, Guna Wujudkan Indonesia Emas 2045 Mari Kita Dukung Program Makan Siang Gratis

Muhammad David Al Ghifari JAKARTA — Pengamat Sosial, Hukum dan Keamanan Muhammad David Al Ghifari dari Tan Malaka Institute menegaskan rakyat Indonesia...

Wako Fadly Amran: Mustahil Memuaskan Semua

Payakumbuh.com – Walikota Padang Panjang H. Fadly Amran, saat berpidato di Rapat Paripurna Pelantikan Pimpinan DPRD, Senin (24/5) menyatakan mustahil manusia bisa memuaskan semua orang.

“Manusia adalah makhluk tidak tidak sempurna, maka sangat mustahil seorang manusia mampu memuaskan semua orang,” ujar Fadly Amran.


Dia mengemukakan setiap manusia juga memiliki pola pikir yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Maka tak salah adat Minangkabau mengatakan “kapalo samo babulu, pandapek balain lain (kepala sama berbulu, tapi pendapat berbeda beda,”)katanya.

Tetapi masih mengutip Falsafah adat Minang, Fadly Amran mengemukakan, meskipun terjadi perbedaaan pendapat tetapi tidak ada satu masalah pun yang tidak bisa diselesaikan.

Di dalam filosofi adat ditamsilkan dalam kata, bulek aie ka pambuluah, bulek kato ka mufakat (bulat air karena pembuluh, bulat kata karena musyawarah).

Artinya, kata Fadly, semua kita harus bersikap dewasa dalam menjalankan demokrasi. Sebab ketidakdewasaan dalam berdemokrasi hanya menghasilkan perpecahan dan pertentangan. (awe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *