BERITA UTAMA

Gelar Rakercab MPC PP Jakarta Selatan Siap Berkolaborasi dengan Semua Lapisan Masyarakat

JAKARTA - Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila Jakarta Selatan menggelar Rapat Kerja Cabang (Rakercab) di Gedung BPMP DKI Jakarta...
BERITA UTAMA

KPU Limapuluh Kota Selenggarakan Rakor Persiapan Pemilihan Pilkada Serentak 2024

LIMAPULUH KOTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Limapuluh Kota Selenggarakan Rapat Koordinasi (Rakor) persiapan Pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur serta...
BERITA UTAMA

Dapat Nomor Cantik Angka 1, Deni – Riko Singgung Percepatan Pembangunan

Limapuluh Kota - Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Limapuluh Kota, Deni Asra-Riko Febrianto bersyukur benar, mendapat nomor urut 1...
BERITA UTAMA

Dapat Nomor Urut Dua, H.Almaisyar-Joni Hendri Sebut itu Nomor Kemenangan

Payakumbuh - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Payakumbuh gelar Pengundian dan Penetapan Nomor Urut Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota...
BERITA UTAMA

Alumni ESGAPA ’93 Sepakat Antarkan Joni Hendri Jadi Wakil Walikota Payakumbuh

Sahabat bukan tentang siapa dia, kapan kenal dia, bagaimana rupa dia. Tapi sahabat adalah dia yang senantiasa memberi kita dukungan...

Pjs Wako Bukittinggi Minta Percepatan Penurunan Stunting, Intensifkan Kunjungan Lapangan

Bukittinggi, Payakumbuhpos.id,-– Pjs Wako Bukittinggi, kembali pimpin rapat koordinasi terkait upaya percepatan penurunan angka prevalensi stunting di BCC, Senin, (14/10).

Target Prevalensi stunting yang termaktub dalam RPJMD Bukittinggi, 12,54 tahun 2023 dan 11,64 tahun 2024, 10,84 tahun 2025, dan 1056 tahun 2026. Dinas terkait pun, telah melakukan audit kasus stunting (AKS) yang dilaksanakan setiap tahun.

Dinamika kasus stunting di Bukittinggi terjadi beberapa faktor penyebab, antara lain, pernikahan yang tidak memadai faktor individu seperti kurangnya kesiapan untuk hamil dan menjadi orang tua, perokok pasif, dan faktor kesadaran kesehatan masyarakat. Faktor sosial ekonomi pun menjadi penyebabnya, seperti rumah tidak layak, rumah kontrakan tidak layak huni, penghasilan tidak cukup, gizi keluarga tidak terpenuhi.

Pjs Wali Kota Bukittinggi, H. Hani Syopiar Rustam, mengungkapkan, berdasarkan data AKS 2022-2024, ada persoalan penting yang menyebabkan stunting. Diantaranya, gizi tidak seimbang, kehamilan tidak direncanakan, MP-ASI tidak tepat waktu, imunisasi dasar yang tidak lengkap, rumah tidak layak huni, jarang ke Faskes dan Posyandu.

“Ada beberapa wilayah yang hampir setiap tahun angka prevalensi stuntingnya cukup tinggi. Nah, program yang telah ada perlu difokuskan dan diakselerasi untuk penanganan ini. Sebagai langkah strategisnya, kita fokuskan perhatian pada kelurahan dengan angka stunting tertinggi di Kota Bukittinggi. Kita intensifkan program kunjungan lapangan tim kesehatan untuk berikan pelayanan dari rumah ke rumah atau door to door,” ungkapnya.

Pjs Wako juga minta agar program perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) 2024 segera dirampungkan dan tetap menjadi prioritas daerah di tahun 2025. Program pelayanan imunisasi dasar lengkap juga harus segera dituntaskan dengan cara pemberian imunisasi ke PAUD dan sekolahsekolah.

Selain itu, Pjs Wako memberi arahan mengenai pentingnya perencanaan program sanitasi layak tahun 2024 dan dilanjutkan 2025. Jika belum direncanakan dalam tahun 2024 maka dapat diintegrasikan dengan program RTLH yang telah ada.

“Program-program tersebut sebagai upaya kongkret untuk meningkatkan derajat kesehatan warga dan menurunkan angka stunting sekaligus sebagai upaya penurunan angka kemiskinan ekstrem,” ujarnya.

Rapat lanjutan ini, dihadiri Plt.Sekda, Asisten I, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas P3APPKB, Kepala Dinas Dikbud, Kasat Pol PP Kabag Perekonomian dan Kabag Pemerintahan.

(Mel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *