Desain Komunikasi Visual SMKN 1 Payakumbuh,Cetak Generasi Siap Kerja Lewat Produksi Mandiri.

PAYAKUMBUH — Program Teaching Factory (TEFA) Desain Komunikasi Visual (DKV) SMKN 1 Payakumbuh memasuki tahun pertamanya dengan capaian membanggakan. Melalui kolaborasi nyata antara dunia pendidikan dan dunia industri, para siswa dibekali keterampilan langsung dalam proses produksi, membangun kesiapan kerja, sekaligus menumbuhkan jiwa wirausaha sejak dini.
Senin, 28 April 2025, di Ruangan Produksi (TEFA) DKV SMKN 1 Payakumbuh, siswa-siswi aktif memperlihatkan kemampuan mereka dalam memproduksi berbagai kebutuhan sekolah dan masyarakat. Produk yang dihasilkan meliputi plakat, buku agenda, map ijazah, map rapor, brosur, buku penghubung siswa, medali wisuda, sablon baju, hingga pin. Semua produk ini dikerjakan secara profesional di bawah brand lokal Bon-I, hasil karya mandiri siswa dengan bimbingan pembimbing industri kreatif. Program ini telah berjalan intensif selama satu tahun terakhir.
Proses produksi di TEFA DKV melibatkan seluruh tahapan industri kreatif, mulai dari perencanaan desain, produksi, hingga finishing. Para siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga langsung mengoperasikan mesin cetak, melakukan penyablonan, menyusun buku, hingga mengemas produk secara mandiri. Dengan sistem kerja yang menyerupai dunia industri sesungguhnya, TEFA DKV memberikan pengalaman praktis yang sangat berharga.
Meski demikian, pelaksanaan TEFA DKV tidak lepas dari tantangan, terutama dalam membangun motivasi siswa. Sebagian masih berorientasi pada tugas rutin tanpa inisiatif mengeksplorasi peluang di luar lingkungan sekolah. Kepala SMKN 1 Payakumbuh, Yunita Rosanti, M.Pd., menegaskan pihaknya terus berupaya menanamkan semangat wirausaha kepada siswa.
“Kami berharap siswa lebih berani mengeksplorasi pasar dan memanfaatkan peluang bisnis. Dengan bekal yang mereka miliki, sebenarnya mereka mampu bersaing,” ujar Andri Yani, S.Pd., Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum.
Pembimbing TEFA DKV, M. Zarnizam, S.Pd., menambahkan, “Melalui Teaching Factory ini, kami ingin siswa tidak hanya menguasai teori, tetapi benar-benar terampil di bidang produksi dan manajemen industri kreatif.”
Senada, Desi Erika Tista, S.Kom., M.Pd.T., juga menekankan pentingnya pengembangan karakter wirausaha siswa. “TEFA DKV menjadi tempat yang tidak hanya membekali siswa dengan keterampilan, tetapi juga membangun jiwa entrepreneur, kemandirian, dan daya saing global,” ujarnya.
Hasil yang dicapai sejauh ini cukup menggembirakan. Banyak siswa menunjukkan perkembangan pesat dalam keterampilan teknis maupun soft skill seperti kedisiplinan, tanggung jawab, serta kemampuan menyelesaikan pekerjaan sesuai standar dunia usaha dan dunia industri. Bahkan, beberapa siswa telah berhasil menghasilkan pendapatan tambahan dari proyek-proyek produksi melalui TEFA DKV.
Keberhasilan ini juga tampak saat siswa menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL). Berbekal pengalaman nyata dari TEFA DKV, banyak siswa lebih cepat beradaptasi di dunia kerja, bahkan tidak sedikit yang langsung direkrut oleh perusahaan tempat mereka magang.
Melihat dampak positif tersebut, SMKN 1 Payakumbuh berkomitmen untuk terus mengembangkan TEFA DKV sebagai pusat pembelajaran produksi mandiri berbasis industri kreatif. Dengan inovasi berkelanjutan dan dukungan dari dunia industri, TEFA DKV optimistis mampu melahirkan generasi muda yang siap kerja, kreatif, profesional, dan berdaya saing di era industri modern.
(FajriHR)