BERITA UTAMA

Wali Kota Payakumbuh Zulmaeta Resmi Menutup Kejuaraan Tenis Meja 2025.

PAYAKUMBUH — Kejuaraan Tenis Meja Piala Wali Kota Payakumbuh 2025 resmi berakhir, Minggu (10/8), di GOR Nan Ompek, Tanjung Pauh....
BERITA UTAMA

Marta Emmelia Bongkar Dugaan Pemalsuan Saham oleh Suami, Polisi Anggap Urusan Pribadi.

Pekanbaru — Laporan dugaan pemalsuan tanda tangan yang melibatkan nama seorang notaris dan seorang suami, berakhir di meja penyidik dengan...
BERITA UTAMA

100 Hari Kerja Zuzema Kota Payakumbuh Mulai Berbenah Menuju Perubahan Nyata

Payakumbuh – Pemerintahan pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Payakumbuh, Zuzema yang terdiri dari Dr. dr. Zulmaeta, SpOG, MM,...
BERITA UTAMA

Erlinda Wati Tegaskan Komitmen DPRD Payakumbuh Dalam Perlindungan Tanah Ulayat Di Hadapan Wamen ATR/BPN.

PAYAKUMBUH – Wakil Ketua DPRD Kota Payakumbuh, Erlinda Wati, S.Pd., M.Pd., dalam Kunjungan Wakil Menteri ATR/BPN ke Rumah Dinas Wali...
BERITA UTAMA

Pemko Payakumbuh Dan DPRD Tegaskan Komitmen Antikorupsi Dalam Rakor KPK Wilayah I.

Jakarta–Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar Rapat Koordinasi Pemberantasan Korupsi Wilayah I pada Jumat, 9 Mei 2025, di Lantai 16 Gedung...
WISATA  

Buwas : Negara Tak Boleh Kalah dengan Mafia Beras

Budi Waseso

BANTUL – Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso angkat bicara soal dugaan adanya sindikat penyimpangan dalam tata niaga beras selama ini. Ia mengatakan hal tersebut sekarang sedang dipetakan melalui Satuan Tugas (Satgas) pangan yang dibentuk Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan.

“Kita sedang petakan semua. Masa sih negara kalah sama mafia? Kan tidak boleh,” kata Budi usai panen padi bersama Menteri BUMN di Bulak Jayan Desa Kebonagung Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu sore, 5 Mei 2018.

Budi Waseso menilai masalah perberasan selama ini adalah masalah mendasar dari seluruh masyarakat Indonesia karena tingkat kebutuhan akan komoditas tersebut sangat tinggi.

“Sehingga beras harus betul-betul bisa dikendalikan oleh negara, ketersediaannya, kestabilan harganya,” katanya.

Oleh karena itu, menurut Budi, tata niaga perberasan khususnya antara petani dengan penjual itu seharusnya sama-sama diuntungkan. Begitu juga dari sisi pembeli, juga tidak rugi dengan harga beras yang tinggi.

“Jadi harus sesuai dengan ketersediaan dari berasnya, harganya, juga terjamin kualitasnya,” kata Budi Waseso.

Ke depan, kata Budi, pihaknya bersama Kementerian Pertanian akan menggiatkan peningkatan kualitas produksi beras untuk menjaga ketahanan pangan masyarakat Indonesia. “Seperti yang hari ini kita lihat adalah beras berkualitas,”

Budi Waseso menjelaskan, dengan meningkatkan kualitas produksi beras di kalangan petani seluruh Tanah Air, maka akan menjadi sumber pemasukan atau ketahanan pangan bagi pemerintah Indonesia dari masalah beras.

“Kalau perlu ke depan kalau kita sudah bangun dengan bibit yang bagus, pertanian yang bagus, dengan hasil yang maksimal, maka Indonesia seharusnya tidak perlu impor.”

Adapun impor beras, menurut Budi Waseso, hanya bisa dilakukan saat situasi paceklik dengan jumlah penduduk yang membutuhkannya cukup besar. “Tapi kan kita bisa lakukan dengan swasembada dengan peningkatan kualitas pertanian khususnya beras,” katanya.

ANTARA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *