BERITA UTAMA

Dorongan Penyegaran di Golkar Payakumbuh Menguat, Wirman Putra Dinilai Paling Siap Pimpin DPD II

Wirman Putra Datuak Rajo Mantiko Alam Ketua DPRD Payakumbuh (ist) PAYAKUMBUH — Jelang Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Kota Payakumbuh,...
BERITA UTAMA

Sejarah Baru, Payakumbuh di Bawah Wako Zulmaeta Sukses Gelar Indonesia’s Horse Racing Cup II.

Payakumbuh—PAYAKUMBUHPOS, Sejarah baru tercipta di dunia pacu kuda Indonesia. Untuk pertama kalinya, Indonesia's Horse Racing Cup yang selama ini hanya...
BERITA UTAMA

Rezka Oktoberia Meski Tak Lagi di DPR RI, hadirkan 26 Titik Irigasi P3TGAI di Payakumbuh dan Lima Puluh Kota.

LIMA PULUH KOTA — Meski tidak lagi menjabat sebagai anggota DPR RI, kepedulian Rezka Oktoberia terhadap masyarakat tidak pernah pudar....
BERITA UTAMA

Wali Kota Payakumbuh Zulmaeta Resmi Menutup Kejuaraan Tenis Meja 2025.

PAYAKUMBUH — Kejuaraan Tenis Meja Piala Wali Kota Payakumbuh 2025 resmi berakhir, Minggu (10/8), di GOR Nan Ompek, Tanjung Pauh....
BERITA UTAMA

Marta Emmelia Bongkar Dugaan Pemalsuan Saham oleh Suami, Polisi Anggap Urusan Pribadi.

Pekanbaru — Laporan dugaan pemalsuan tanda tangan yang melibatkan nama seorang notaris dan seorang suami, berakhir di meja penyidik dengan...

50 Alat Deteksi Gempa Mentawai Segera Dipasang BMKG di Sumbar

Ilustrasi lokasi gempa di Mentawai beberapa hari lalu. BMKG

PADANG, payakumbuhpos.com – Perhatian penuh dilakukan pemerintah untuk antisipasi kemungkinan gempa besar disertai tsunami di wilayah Sumatera Barat. Menurut Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, bahwa BMKG akan segera memasang 50 Unit Earthquake Early Warning System (EEWS) di Provinsi Sumatera Barat.

“50 Unit EEWS ini nantinya akan ditempatkan di Kepulauan Mentawai dan di pesisir Sumbar” ucap Dwikorita di Auditorium Kantor Gubernur Sumbar, Rabu (6/2/2019), dilansir di laman resmi BMKG.

“EEWS akan memberikan peringatan dini bahaya guncangan yang ditimbulkan akibat gempa, dengan memanfaatkan selisih waktu tiba gelombang P dan S. Sistem ini bermanfaat mengurangi dampak kerusakan infrastruktur vital misalnya pembangkit listrik, mesin-mesin pabrik, dan masih banyak lagi, dengan cara mematikan sistem kelistrikan atau sistem mekanik secara otomatis ketika ada peringatan” tuturnya menambahkan.

BMKG telah menyampaikan pada pemerintah Sumatera Barat, bahwa zona bahaya kegempaan berdasarkan analisis distribusi spasial B-value, hasil penelitian dari tim Puslitbang BMKG menyatakan, ada 8 zona yang perlu mendapatkan perhatian khusus, salah satunya adalah zona Mentawai.

Terkait hal ini, BMKG juga telah menyiapkan langkah-langkah mitigasi baik dari segi observasi, processing, diseminasi serta koordinasi dengan pihak terkait. Saat ini sudah ada 5 Unit Pelaksana Teknis BMKG di Sumbar yang berperan dalam menyampaikan informasi meteorologi, klimatologi, geofisika dan kualitas udara.

Khusus untuk Sumbar, BMKG juga telah membangun mini regional Padang Panjang guna memfokuskan pengamatan khusus pada monitoring kegempaan yang dipicu dari sesar-sesar aktif yang ada di Sumbar.

Sementara untuk diseminasi informasi gempa dan tsunami, telah terinstal 15 Warning Receiver System (WRS) di BPBD Kab dan Kota di Sumbar, juga di TNI AL Lantamal Padang.

“Edukasi dan mitigasi juga perlu dibangun dengan kekuatan socio cultural. Contohnya Landslide Early Warning System yang telah dibangun oleh UGM dan menjadi acuan internasional ISO 22732 Guidline for Community Based Landslide Early Warning System. Selain itu juga perlu diperkuat sinergi Pentahelix yang terdiri dari akademia, pakar, pihak swasta, masyarakat dan tokoh agama, pemerintah dan lembaga terkait, serta media” ujar Dwikorita. (editor)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *