BERITA UTAMA

Dorongan Penyegaran di Golkar Payakumbuh Menguat, Wirman Putra Dinilai Paling Siap Pimpin DPD II

Wirman Putra Datuak Rajo Mantiko Alam Ketua DPRD Payakumbuh (ist) PAYAKUMBUH — Jelang Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Kota Payakumbuh,...
BERITA UTAMA

Sejarah Baru, Payakumbuh di Bawah Wako Zulmaeta Sukses Gelar Indonesia’s Horse Racing Cup II.

Payakumbuh—PAYAKUMBUHPOS, Sejarah baru tercipta di dunia pacu kuda Indonesia. Untuk pertama kalinya, Indonesia's Horse Racing Cup yang selama ini hanya...
BERITA UTAMA

Rezka Oktoberia Meski Tak Lagi di DPR RI, hadirkan 26 Titik Irigasi P3TGAI di Payakumbuh dan Lima Puluh Kota.

LIMA PULUH KOTA — Meski tidak lagi menjabat sebagai anggota DPR RI, kepedulian Rezka Oktoberia terhadap masyarakat tidak pernah pudar....
BERITA UTAMA

Wali Kota Payakumbuh Zulmaeta Resmi Menutup Kejuaraan Tenis Meja 2025.

PAYAKUMBUH — Kejuaraan Tenis Meja Piala Wali Kota Payakumbuh 2025 resmi berakhir, Minggu (10/8), di GOR Nan Ompek, Tanjung Pauh....
BERITA UTAMA

Marta Emmelia Bongkar Dugaan Pemalsuan Saham oleh Suami, Polisi Anggap Urusan Pribadi.

Pekanbaru — Laporan dugaan pemalsuan tanda tangan yang melibatkan nama seorang notaris dan seorang suami, berakhir di meja penyidik dengan...

Tetap Waspada, Gempa Mentawai Bisa Pengaruhi Keseimbangan Patahan Megathrust

Statistik gempa Mentawai Sabtu kemarin.

PADANG, payakumbuhpos.com – Catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tentang sedikitnya ada 52 kali gempa bumi susulan (aftershock) yang mengguncang Sumatera Barat, dengan pusat gempa di Kabupaten Kepulauan Mentawai, patut jadi perhatian dan sekaligus peningkatan Kewaspadaan.

Dari hasil monitoring hingga pukul 21.00 WIB, Sabtu 2 Februari 2019, telah terjadi enam kali gempa di atas 5 Skala Richter dan 46 kali di bawah 5 SR.

Gempa bumi yang terjadi, termasuk dalam klasifikasi gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia tepatnya di zona Megathrust yang merupakan zona subduksi lempeng yang berada di Samudra Hindia sebelah barat Sumatera.

Meski tidak merusak dan menimbulkan korban jiwa, ahli geologi Sumatera Barat, Ade Edward mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Karena, rentetan gempa bumi bisa saja mengganggu keseimbangan segmen-segmen patahan Megathrust yang berada dekat pusat gempa.

Dilanjutkan Ade, Jika kemungkinan mengganggu stabilitas equilibrium (keseimbangan) sehingga terpicu untuk melepaskan kunciannya yang dapat menyebabkan terjadinya gempa susulan berikutnya. Gempa bumi Megathrust hari ini (Sabtu) bertipe Slow Earthquake, gempa yang dirasa mengayun.

Perihal apakah gempa kali ini merupakan gempa pembuka, dikutip harianindonesia.id dari vivacoid, Ade berpendapat sebaiknya dianggap saja sebagai gempa pembuka, sehingga bisa lebih waspada lagi. Apalagi, beberapa kali guncangan yang cukup lama durasinya dialami oleh segmen-segmen di sekitar pusat gempa tadi.

“Bisa saja memicu gempa pada segmen patahan di sebelahnya. Kejadian seperti ini sudah umum. Tidak ada yang bisa tahu sampai seberapa pengaruh guncangan tadi terhadap segmen patahan di sekitar pusat gempa tadi. Sementara kondisi Megathrust Mentawai ibarat sudah gelas retak,” tutur Ade. (editor)

Sumber vivacoid

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *