BERITA UTAMA

Sejarah Baru, Payakumbuh di Bawah Wako Zulmaeta Sukses Gelar Indonesia’s Horse Racing Cup II.

Payakumbuh—PAYAKUMBUHPOS, Sejarah baru tercipta di dunia pacu kuda Indonesia. Untuk pertama kalinya, Indonesia's Horse Racing Cup yang selama ini hanya...
BERITA UTAMA

Rezka Oktoberia Meski Tak Lagi di DPR RI, hadirkan 26 Titik Irigasi P3TGAI di Payakumbuh dan Lima Puluh Kota.

LIMA PULUH KOTA — Meski tidak lagi menjabat sebagai anggota DPR RI, kepedulian Rezka Oktoberia terhadap masyarakat tidak pernah pudar....
BERITA UTAMA

Wali Kota Payakumbuh Zulmaeta Resmi Menutup Kejuaraan Tenis Meja 2025.

PAYAKUMBUH — Kejuaraan Tenis Meja Piala Wali Kota Payakumbuh 2025 resmi berakhir, Minggu (10/8), di GOR Nan Ompek, Tanjung Pauh....
BERITA UTAMA

Marta Emmelia Bongkar Dugaan Pemalsuan Saham oleh Suami, Polisi Anggap Urusan Pribadi.

Pekanbaru — Laporan dugaan pemalsuan tanda tangan yang melibatkan nama seorang notaris dan seorang suami, berakhir di meja penyidik dengan...
BERITA UTAMA

100 Hari Kerja Zuzema Kota Payakumbuh Mulai Berbenah Menuju Perubahan Nyata

Payakumbuh – Pemerintahan pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Payakumbuh, Zuzema yang terdiri dari Dr. dr. Zulmaeta, SpOG, MM,...

Ini Alasannya, Wali Kota Riza Falepi Terpaksa Tangguhkan Rencana Bangun Hotel Di Bukik Sibaluik

PAYAKUMBUHPOS.ID – Wali Kota Riza Falepi terpaksa menangguhkan atau menunda rencana gedung eks balai kota Bukik Sibaluik Ngalau untuk dibangun sebagai hotel.

Padahal, pada Oktober 2020 lalu Riza telah bertemu dengan pihak investor dari Korea, yakni PT Lugas Jaya Pratama bersama tim arsitek dengan Project Director pembangunan Payakumbuh Convention Hotel.

Riza kepada media via telepon, Kamis (2/8) malam mengakui ada masalah yang timbul, investor Korea ini merupakan calon investor kedua. Diterangkannya persoalan ini mencuat beberapa hari lalu, dimana investor pertama ini merupakan pasangan suami istri, lalu suaminya telah meninggal dan istrinya kemudian mendatangi wali kota via temannya.

Dijelaskan Riza kalau calon investor pertama yang datang ini berharap masih ada pembicaraan lebih lanjut, yang tentunya bisa menimbulkan pertanyaan bagi calon investor kedua.

“Walaupun dibawa atau ditawarkan oleh orang yang sama ke pihak pemko, cuman saya merasa ada yang aneh, kok ada dua investor yang datang dari pihak yang sama yang menyodorkan,” terang Riza.

“Susah melanjutkan rencana ini, karena ternyata calon investor pertama masih ingin membahas persoalannya sehingga bisa bermasalah kepada calon investor kedua. Kalau dilanjutkan nanti tentu tidak baik secara etika bisnis,” kata Riza.

Wali kota dua periode itu mengaku tidak tahu tentang apa yang perlu dibahas investor pertama ini, berhubung suaminya sudah meninggal dan sang istri sebagai ahli waris bisa jadi ingin melanjutkan usaha suaminya.

“Kita belum mendapat kabar yang detail, sementara Saya belum memutuskan apa-apa terkait kelanjutan rencana pembangunan Payakumbuh Convention Hotel di Bukik Sibaluik,” kata Riza.

Kedua, menurut Riza secara aturan dipelajarinya dan sudah pernah juga belajar ke daerah lain seperti di Bali via zoom, butuh waktu panjang bila menjalin kerjasama dengan pihak swasta, karena kerumitan administrasi birokrasi ini Riza harus mengambil keputusan menunda, apalagi sebagai wali kota sudah hampir masuk akhir masa jabatannya, dikhawatirkan urusan hotel ini tidak selesai sebelum masa periodenya habis.

“Jabatan saya tinggal 1 tahun lagi, nanti menyulitkan pertanggungjawabannya. Kalau memungkinkan, silahkan dilanjutkan oleh wali kota berikutnya,” tegasnya.

Riza juga menjelaskan ada usulan Bukik Sibaluik dijadikan sebagai rumah budaya atau literasi adat Kota Payakumbuh, dimana kota ini butuh tempat untuk pengembangan budaya dan literasi yang terdokumentasi dengan baik dan bisa dibukukan.

“Nanti hal-hal yang berhubungan dengan kebudayaan kita orang Luak Limopuluah disimpan disana, baiknya bentuk museum kebudayaan kecil-kecilan orang Payakumbuh dan Minangkabau pada umumnya, disana kita bisa pusatkan kegiatan kebudayaan. Semoga ide ini bisa diterima oleh wako berikutnya,” kata Riza.

Terkait dengan rencana Riza menjadikan gedung itu untuk rumah isolasi sementara, setelah melalui banyak pertimbangan, Riza melihat ada kendala waktu penyelesaian yang tidak cukup, sehingga berpotensi tidak selesai rehabnya.

“Tadinya diarahkan untuk isolasi bagi warga Payakumbuh Barat dan Selatan karena banyak yang terdampak Covid-19 di sana. Untungnya akhir akhir ini sudah mulai berkurang positif rate kita, sehingga kebutuhan tidak terlalu mendesak saat ini. Akhirnya Pemko memutuskan isolasi mandiri kita arahkan atau dipusatkan untuk dilaksanakan di SKB, di Payakumbuh Timur,” pungkasnya.

Sementara, menurut Riza gedung ini dikelola dinas pariwisata. Tujuannya agar nanti bisa fokus pada rencara gedung untuk pusat literasi budaya, dan pemakaian lain bagi yang membutuhkan di lingkungan dinas pariwisata atau kebutuhan tambahan kantor di lingkungan Pemko Payakumbuh. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *