Di Bawah Kepemimpinan Zulmaeta, Payakumbuh Masuk 15 Inovasi Terbaik Nasional.
Jakarta—Kota Payakumbuh kembali mengukuhkan posisinya di tingkat nasional setelah berhasil meraih penghargaan dalam ajang Inovasi Geospasial Tahun 2025 yang digelar Badan Informasi Geospasial (BIG). Prestasi ini menjadi bukti bahwa kota kecil di Sumatera Barat tersebut mampu bersaing dengan daerah-daerah besar melalui pemanfaatan teknologi dan informasi spasial yang semakin penting bagi perencanaan pembangunan modern.
Tahun ini, BIG mencatat sebanyak 132 inovasi dari berbagai kementerian, lembaga, provinsi, kota, dan kabupaten di seluruh Indonesia. Setelah melalui proses seleksi yang ketat, hanya 15 inovasi terbaik yang dipilih sebagai penerima penghargaan, dan Payakumbuh menjadi salah satu di antaranya. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Sekretaris Utama BIG, Belinda Arunarwati Margono, kepada Wali Kota Payakumbuh Zulmaeta dalam acara yang berlangsung di Auditorium Perpustakaan Nasional RI, Selasa (18/11/2025).
Dalam kategori pemerintah kota, Manado meraih Bhumandala Kanaka, sementara Payakumbuh dan Tangerang mendapatkan Bhumandala Rajata. Dua kota lainnya, Metro dan Magelang, menerima Bhumandala Ariti. Dari seluruh penerima, Payakumbuh tampil sebagai salah satu kota dengan performa paling menonjol, bahkan mengungguli kota-kota besar yang memiliki struktur organisasi dan dukungan teknologi lebih matang.
Raihan prestasi ini didorong oleh inovasi unggulan Payakumbuh, yakni Sistem Informasi Tirta Sago (SiTisa). Sistem berbasis geospasial tersebut dikembangkan oleh Bappeda bekerja sama dengan Perumda Tirta Sago. SiTisa mengintegrasikan berbagai fitur penting seperti digitalisasi data pelanggan, pencatatan meter air otomatis, pemetaan jaringan pipa dengan presisi geospasial, pemantauan real time berbasis IoT, layanan pengaduan digital, hingga integrasi data lintas unit kerja. Kombinasi ini dinilai mampu meningkatkan efisiensi, kecepatan, dan akuntabilitas pengelolaan air bersih di Payakumbuh.
BIG menilai bahwa SiTisa menjadi salah satu contoh konkrit bagaimana data spasial dapat memberi dampak langsung terhadap peningkatan layanan publik. Penilaian tersebut sejalan dengan pandangan Wali Kota Zulmaeta. Ia menegaskan bahwa capaian ini membuktikan bahwa inovasi tidak hanya lahir dari kota metropolitan, melainkan juga dari daerah yang memaksimalkan kreativitas dan teknologi. “Masuk dalam 15 inovasi terbaik nasional menunjukkan bahwa kota kecil juga bisa menjadi pelopor. Payakumbuh menghadirkan terobosan yang berdampak nyata dan diakui secara nasional,” ujarnya.
Zulmaeta menambahkan bahwa pemanfaatan data spasial memegang peranan penting dalam tata kelola pemerintahan modern. Dengan data yang akurat, pemerintah dapat memahami persoalan kota secara lebih presisi, memetakan kebutuhan infrastruktur dan pelayanan publik, hingga mengantisipasi potensi risiko secara lebih terukur. Ia juga berharap seluruh OPD di Payakumbuh dapat menjadikan pencapaian ini sebagai pemantik semangat untuk memperluas penggunaan informasi geospasial dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan.
Penyelenggaraan Bhumandala Award sendiri bertujuan mendorong daerah untuk lebih memaksimalkan pemanfaatan informasi geospasial dalam pembangunan. Keberhasilan Payakumbuh menembus jajaran inovasi terbaik dari ratusan peserta nasional semakin menegaskan keseriusan kota tersebut dalam membangun tata kelola pemerintahan berbasis data. Prestasi ini juga menjadi langkah penting bagi Payakumbuh dalam memperkuat transformasi menuju smart city, dengan inovasi spasial sebagai fondasinya.
Dalam kegiatan tersebut, Wali Kota Zulmaeta hadir bersama Sekda Payakumbuh Rida Ananda, perwakilan Bappeda, serta jajaran Perumda Tirta Sago, yang menjadi bagian dari kolaborasi di balik keberhasilan inovasi SiTisa.
(FajriHR).













